our summer magazine 2013 by Slidely - Slideshow maker

Saturday, December 19, 2009

Surin Islands & Phuket

O-PHUKET, Southern Thailand-O


Selasa, 15 Desember 2009
Delapan hari setelah operasiku (yang sukses JJ) kami sekeluarga berangkat ke Phuket, dengan penerbangan langsung Jakarta (CGK)-Phuket (HKT) by AirAsia, FD 3941, jam 11.20. Kali ini kami ambil paket yang ditawarkan AirAsia yaitu pesawat+hotel dengan harga Rp 6.511.647 (Fantastis! mengingat kalau pesan langsung ke Marriott harganya akan menjadi berlipat2). Pukul 14.10 kami sudah tiba di Phuket. Setelah menyelesaikan urusan imigrasi, karena tidak ada check-in bagasi maka kamipun langsung melenggang ke pintu keluar untuk mencari taksi.
Selepas pintu kedatangan terdapat banyak booth information dan travels. Mereka menawarkan jasa tour keliling Phuket atau island hopping.Iseng-iseng aku melakukan pengecekkan untuk mengetahui berapa harga yang mereka tawarkan pada kami (sebelum pergi aku sudah mencari tahu harga tour via internet sebagai bahan perbandingan). Ternyata harga di airport masih sedikit lebih mahal dari harga di internet, dan mereka juga kurang bisa menjelaskan tentang kegiatan maupun kunjungan ke tempat mana saja dengan rinci.
Meragukan.. , sebagai contoh, kebanyakan mereka menyebutkan tur akan pergi ke Maya Bay, padahal belum tentu we actually will step on the sand of Maya Beach, kebanyakan mereka hanya akan sampai di mulut Bay, doing a little snorkeling there, and then go, that’s all. Padahal, the beauty of Maya Bay can only be observed from its beach. Jadi, lebih baik sabar, nanti di dalam kota atau di Pantai Patong, atau bahkan di hotel seringkali menyediakan jasa tur yang lebih reliable and cheaper.
Setelah bayar taksi di konter taksi, 600 Baht ke Kamala (standar, kaya di Ngurah Rai, sebut saja nama hotel, mereka sudah punya fixed rate untuk masing-masing tujuan, jadi tidak ada tawar menawar lagi), kami langsung naik taksi (kebetulan dapat yang baru,Toyota Camry, dingin dan empuk kursinya) menuju Kamala Beach, letak hotel kami. Keluar dari area bandara, taksi kami tiba-tiba berhenti satu travel agency. Wah, mo promosi nih pikirku sebal, karena belum mood memilih tur. Pengennya sampai hotel dulu, istirahat, baru nanti ngider cari tur (badanku sebetulnya belum siap diajak jalan, but as always, keinginan akan mengalahkan segalanya..haha).
Setelah berhenti, supirnya bilang, “sebentar ya, saya ada perlu di dalam”. Tidak lama kemudian muncul seorang perempuan yang memperkenalkan dirinya dengan nama Rita.Dia mengajak kami masuk ke kantornya (haah, sudah kuduga). Engga’ lah ya, maleesss… Eh, si Rita ini tetap kekeuh merayu2, lalu karena kasihan juga lihat dia kepanasan, aku ajak dia masuk ke mobil (toh bukan pakai argo ini, hehe, ngga mau rugi dong). Di dalam mobil, dia mulai bla, bla, bla, etc, gw shortcut aja, “so how much d price you’ll give to us?”, surprise juga dia kasi harga yang agak miring. Tapi tunggu dulu, bukannya kita tidak boleh tergiur begitu saja dengan harga yang murah? Kan ‘ada harga ada mutu’? Jadi akhirnya mulai deh gw tanya-tanya dengan teliti, menjelaskan tentang apa saja keinginan kami, dan tentu saja khas orang Indonesia: tetap menawar walaupun sudah murah J.
Akhirnya, kami mengambil 3 paket tur, yaitu ke Surin Island 7.500 Baht, Phi Phi Island 4.200 Baht dan Phuket Fantasea 5.500 Baht. Semuanya dengan harga yang miring, mengingat saat ini sedang peak season di Thailand (total yang dibayarkan 17.200 Baht.. ouch.., tapi ini sudah miring lho J).
Setelah beres urusan tur, taksi segera membawa kami menuju hotel. Perjalanan dari airport ke Kamala Beach lumayan jauh (sekitar 50 menit), jalannya pun berkelok-kelok tajam mirip jalanan di Puncak, Bogor, dengan jarak antar tikungan yang lebih pendek.. Walaupun kondisi jalannya mulus, tetap saja membuat perutku mual. Jam 16.00 kami tiba di Courtyard by Marriott Phuket at Kamala. (di Phuket ternyata ada banyak hotel Marriott, jadi waktu di airport kita ditanya oleh petugas di konter taksi, mau ke Marriott yang mana?!).





Keadaan hotel dari balkon kamar kami
Sambil menunggu David check-in, aku dan Kevin minum ‘welcome drink’ kami sambil melihat brosur tur di hotel. Ternyata harganya lebih mahal disini. Tidak menunggu lama, kami diantar oleh seorang bellboy dan spv nya menuju kamar kami. OMG, ternyata hotel ini terdiri dari 4 lantai dan tidak ada lift!!! Jadi mereka semua naik duluan, sementara aku naik pelan-pelaaan sekali, layaknya putri solo yang takut kainnya..eh jahitan operasinya robek!

Sampai diatas (kamar kami di lantai 3) tidak lupa memberi tips 40 Baht, rupanya kami diberi family suite room J. Aku langsung istirahat sementara David dan Kevin langsung berenang. Sekitar 40 menit kemudian baru aku menyusul turun untuk mengambil foto2 mereka. Aduuh, inginnya ikut berenang, tapi aku musti simpan tenaga untuk besok ya.







Tuktuk jenis pertama J

Beberapa sopir taksi di pangkalan di depan hotel menawarkan jasanya pada kami. Cukup tersenyum saja sambil bilang terima kasih. Orang Thai menghargai orang lain yang ramah pada mereka. Mereka akan membalas dengan sikap yang sama. Sampai di jalan besar, ada satu tuktuk yang sedang parkir, langsung saja kami datangi.
Ternyata dia sedang dicarter oleh 1 grup orang Eropa yang sedang lihat sunset di Pantai Kamala. Setelah tawar menawar harga, disetujui 300 Baht (weii.. mahal banget biaya transport di Phuket ini. Angkutan umum hanya ada dari Phuket Town ke beberapa pantai, tetapi antar pantai harus menyewa tuktuk atau songthaew yang lebih besar.) supirnya lalu menelepon temannya agar datang dengan 1 tuktuk lagi.





Kevin selalu cembetut kalo belanja J
Kita minta diturunkan di JungCeylon, salah satu mal besar di Patong yang lantai bawahnya jualan souvenir aneka rupa dengan harga yang miring, jadi ngga terlalu repot menawar untuk cari oleh-oleh. Di lantai 3 ada foodcourt yang harganya lumayan (makan malam hari ini habis 440 Baht), lumayan enak juga rasanya. Lantai 2 banyak terdapat toko yang menjual baju sport terutama untuk water sport. Wow, terpana deh waktu lihat bermacam merk bikini yang dijual, mulai dari Nike, Triumph, Arena, Amazon, dll. Mulai deh shophaholic freak gw kumat, walaupun ngga separah Becky Bloomwood J.

Setelah oleh-oleh dan belanjaan lain ada di tangan, ngga terasa koq sudah jam 22.00, wah, kudu pulang nih. Kalo nungguin mall tutup mah, disini ngga ada matinya. J mereka buka dari jam 11 siang sampai 11 malam. Kalau toko-toko di pinggir jalan bisa sampai jam 2 pagi katanya.







Di depan BangLa Rd, tuh kan Kevin udah ceria lagi

Setelah foto-foto (lagi) di depan JungCeylon, kita jalan kaki ke BangLa Rd (jalan lampu merah J ) mau liat aja, kaya apa sih? Rame bener.., males ah. Lagipula ada Kevin. Besok juga mau di pick-up sama travel pagi-pagi banget. Jadi kita panggil tuktuk pertama yang lewat didepan kita. Dengan harga 300 Baht, diantarnyalah kita balik ke hotel, tapi kali ini aku suruh muter dulu lewati pantai Patong diwaktu malam. Banyak sekali orang-orangnya!!







Tuktuk jenis ke 2








Pinggir pantai Patong

Sampai di hotel sudah hampir jam 23.00, jadi langsung mandi lagi, terus Zzzzzttt. (oh ya, aku lupa cerita, kamar hotelnya terdiri dari 2 ruang, yaitu 1 kamar tidur dg King bed lengkap dg tv flat LCD 37” merk Aquos dari Sharp, dan 1 huge living room serta 1 bathroom. Di living room terdapat tv yang sama dg yang di dalam kamar juga, dan 1 sofa bed yang besar, Jadi Kevin tidur di living room). Nite nite everybody.
Rabu, 16 Desember 2009
Alarm berbunyi jam 4 pagi, uuuh masih ngantuk banget. Kami ber3 ngga ada yang mandi lagi, toh sudah mandi dari semalam J. Sarapan sudah kami pesan agar dibuatkan dalam box, untuk nanti dimakan sekitar jam 7 sebelum naik speedboat. Tidak lupa pinjam handuk pantai 2 buah dari front office, ngga lama kemudian jemputan kami datang. Cuaca masih gelap sekali saat kami keluar dari halaman hotel. Aku lihat jam 05.17.
Kami tidur lagi sepanjang perjalanan ke Khao Lak. Dari Kamala ke Khao Lak sekitar 2,5 jam. Meninggalkan pulau Phuket, melewati jembatan, masuk taman nasional Khao Lak, ampuun, ternyata jauh sekali. Kalau kita mau ke Similan Island, kapalnya juga berangkat dari Khao Lak. (Tadinya kami berencana pergi ke Similan, namun setelah mendengar cerita Rita ttg Surin, mau ngga mau jadi terbujuk juga changed plan).
Jam 07.55 kami sampai di Num Khem Pier di Khao Lak. Setelah mengisi absensi, kami mulai sarapan (isinya lumayan; sandwich segepok, muffin, apel, jeruk, susu kotak dan yoghurt) sambil ngobrol2 dengan guide kita yang bernama Christ dan istrinya yang orang Thai, Chen. Mereka juga menyediakan kue-kue dan kopi serta the panas untuk sarapan disana. Not bad.
Setelah short briefing, kami (25 orang, 2 Guide, 4 abk) segera naik ke speedboat milik Medsye Tour. Ternyata ada seorang juru kamera, namanya Naomi from Colorado, yang akan merekam kegiatan kami hari ini, untuk kemudian akan di-burn dalam bentuk DVD (harganya 1000 Baht, but so worth that’s why we bought it).

Jam 08.45 kami sudah berada di atas laut Andaman, menuju ke arah Burma. Acara diisi dengan mendengarkan cerita Christ tentang pengalamannya sebagai seorang certified diver, diselingi nyanyi, games, minum softdrink dan snacks, serta lihat-lihat daftar jenis ikan dan terumbu karang yang mungkin akan kita temukan nanti. Sekitar jam 10.30 peralatan snorkeling mulai dibagikan.









siap-siap ya.. J

Setelah menemukan ukuran yang cocok untuk kami masing-masing, sebentar kemudian mesin kapal dimatikan, sauh dibuang, so here we are, in the middle of Andaman Sea, close to South Surin Island, on our 1st stop called: Nemo paradise JJ (the name is actually Chongkad Bay). Selama 1 jam kami bisa bersnorkeling ria disini, mumpung matahari belum begitu garang bersinar. Aku dan Kevin menemukan beberapa anemon laut yang berisi clown fish, macam-macam ikan dan berbagai bentuk terumbu karang. Asik banget deh, sementara David berenang agak jauh dari kapal, berusaha untuk menemukan ikan pari dan hiu L semoga yang kecil aja.. but unfortunately he can’t.







Nemo mengintip dari sela-sela anemon







Jam 12.00 kami berlabuh di pulau North Surin. Sementara Chen dan anak buahnya menyiapkan makan siang, kami dipandu Christ berjalan kaki menyeberangi pulau menuju ke sisi lain pulau ini. Ternyata pantai di sisi sebelahnya bukan main indahnya. Pasirnya putih bersih dengan air biru yang tenang. Setelah puas bermain-main di pantai, kami kembali ke tempat awal untuk menikmati makan siang






Kevin main pasir di pantai North Surin Island







santai setelah selesai makan siang.
Saat lunch kami duduk semeja dengan 1 keluarga yang berasal dari Finlandia dengan 1 anak kecil berusia 2 tahun yg namanya Ebach. Orangtua Ebach adalah pasangan yang sangat mencintai Phuket, gimana engga coba, tiap liburan mereka pergi kesini, mulai dari saat pacaran, bulan madu, sampai setelah punya anak, saat ini adalah kali ke 11 mereka mengunjungi Phuket dan belum merasa bosan juga, Glek!

Setelah selesai makan, kami masih ada waktu sekitar 30 menit untuk menurunkan isi perut. Terserah mau ngapain, tidur boleh, renang boleh, apa aja deh yang kamu bisa J. Sekedar informasi, penduduk asli disini biasa dipanggil orang Mogan, pekerjaannya membuat ukiran kayu yang lucu-lucu serta melaut.

Jam 13.20 kami meninggalkan North Surin, menuju perhentian selanjutnya yang bernama Maeyai Bay, letaknya kearah timur dari North Surin. Snorkeling disini lebih bagus, karena terumbu karangnya lebih beragam. Airnya sama-sama crystal clear dengan Chongkad Bay tadi.Kedalamannya juga lebih bila dibandingkan dengan yang tadi, terlihat lereng yang cukup curam jauh turun ke bawah..hmm.

45 menit di Maeyai Bay, kami segera berlayar lagi menuju ke Tao Bay yang sekaligus merupakan perhentian terakhir kami. Keadaan di Tao Bay sebenarnya adalah yang terindah dibandingkan tempat-tempat sebelumnya, namun karena ombak yang makin besar, aku jadi ngga terlalu bisa menikmati. Bayangkan, terumbu karang disini banyak yang terletak hanya 1 meter dari permukaan air laut. Jadi betul-betul bagus dilihat, sekaligus membuat kita harus berhati-hati berenang, jangan sampai fin kita tersangkut atau menyentuh terumbu karang.
Jam 15.00 kami meninggalkan Kepulauan Surin untuk kembali ke Num Khem Pier. Aku tidur selama perjalanan pulang, karena udah capee sekali (sebenarnya karena Chen memberi aku tablet obat tidur, semacam antimo tapi lebih keras, karena di Tao Bay aku sudah agak-agak mabuk laut akibat ombak yang besar, hehe).






North Surin di latar belakang.

Tiba di Num Khem Pier jam 16.30, kami langsung dibawa oleh mobil jemputan kembali ke hotel. Tidur lagi selama perjalanan balik ke hotel, tiba-tiba saja aku sudah sampai di depan hotel, amazing..hahaha! Saat itu hampir jam 19.00.
Setelah mandi dan (lagi2) beberes untuk keesokan harinya, kami turun ke bawah, lalu pergi makan ke Bar di dekat hotel yang kemarin kami intip. Namanya Baan May Bar & Grill, dikelola oleh orang Perancis yang sudah menikah dengan orang lokal. Suasana bar nya enak, ngga terlalu berisik, makanannya juga enaaak, terutama pineapple juice (nambah 2x) dan fish&chips (nambah 1x J ) nya.Harganya juga lebih murah dibandingkan kalau kita makan di hotel. Mereka men-charged kami 980 Baht.

Kamis, 17 Desember 2009
Mungkin karena terlalu lelah kemarin, pagi ini kami bangun jam 5.45!! waah, langsung berebutan masuk kamar mandi. Jam 6.30 kami turun sarapan. Jam 7 tepat kami dijemput, tapi Kevin permisi b a b dulu J, jadi mobilnya nunggu sebentar. Setelah kita ber3 masuk, mobil sudah siap mau jalan, eh.. giliran David yang mau nyetor, hoahaha.. sampe sebel deh tuh supir nungguin kita. Habis, mau gimana lagi? Di-empet sampe sore? Ngga lah yauw.






Singgah di Patong, jemput peserta di hotel lain

Tur hari ini tujuannya ke Phi Phi Island (bulan Juni yang lalu kita udah pernah ke sini, tapi karena waktu itu berangkat dari Krabi, rutenya agak lain sediiiikit, lagipula ngga sempat foto terlalu banyak karena insiden sunblock J), karena itu mobil mengarah ke selatan pulau Phuket, tepatnya ke Chalong Pier.

Tiba di Chalong Pier jam 8.44, kami diberi stiker bentuk hati kecil yang beda-beda warnanya kemudian langsung dikumpulkan di kantor Anda Varee co.,Ltd. Diberi briefing bla, bla, lalu ada tempat penyewaan fin (ogah ah, ngga usah.. ) sedangkan mask dan jacket dipinjamin gratis, bisa sarapan minuman hangat dan kue-kue. Stiker kami ber3 warnanya merah, jadi kami dapat guide yang punya hati merah juga dan super duper lucu, namanya Tony.

Bersama tiap guide, kami menuju boat masing-masing. Kapal kami bernomor 939, dan harus dihafalkan, supaya nanti pulangnya ngga salah naik (sekali lagi, ini peak season, jadi rame banget). Setelah semua naik ke kapal, dan dihitung sudah lengkap, jam 9.23 berangkatlah kita ke arah tenggara Phuket. Tony bilang perjalanan memakan waktu sekitar 45 menit.

Jam 10.20 kami tiba di Maya Bay, semua diperbolehkan untuk snorkeling selam 40 menit. Aku langsung curiga, jangan-jangan kita ngga akan mencapai pantai nih. Langsung kutanya si Tony, dia bilang later ya, we’ll go there, don’t worry. Hahaha, senangnya, lalu aku langsung turun ke air untuk snorkeling. Cari-cari David n Kevin yang sudah duluan, nah itu mereka.. wuusss, aku dilewati segerombolan ikan macan. Ih cantiknya. Waktu mulai melihat ke bawah, terumbu karangnya ngga bagus banget deh, banyak yang rusak akibat tsunami 2004 dan belum kembali ke bentuk asalnya.

Jadi kalau dari permukaan air, kelihatan rongga-rongga yang kosong, seperti kalau kita lihat kepala orang yang pitak rambutnya, tapi airnya lumayan jernih koq. Karena kemarin baru dari Surin, ya aku merasa ini ngga ada apa2nya, tapi kayanya bagi yang lain udah ok tuh J. Tiba-tiba Kevin naik ke boat, “kenapa?” Aku tanya. Ternyata dia nyaris kena ubur-ubur, “gede banget ma” kata Kevin.








Nggak mo turun lagi abis deketan dg jellyfish.


Jam 11.08 kami menginjakkan kaki kembali di pasir Maya Beach. Ngga mau nunggu kelamaan, aku langsung tag tempat pake handuk, dan pasang tripod. 35 menit habis untuk ceklik, ceklik, senyum sana sini, ganti posisi, wah kaya model abis deh .. hehe, balas dendam untuk kali yang lalu. Puaaassssssss abis!







My kiddo





Di dalam Pileh Bay
Akhirnya jam 11.58 kami naik ke boat setelah dipanggil Tony pake periwitan, dengan kode tertentu yang sudah disepakati bersama tentunya J. Setelah melihat Lohsamah Bay dan Pileh Bay, teluk yang terletak dibalik Maya Bay, kami segera menuju Phi Phi Don untuk makan siang. Oh ya, ketika mampir di Pileh Bay, ternyata boat kami bisa masuk ke teluk, (bagus banget pemandangan di dalamnya) karena sekarang lagi high tides, Juni yang lalu boat kami nyangkut di gerbang teluk, jadi kapal segera berputar ke tempat yang lain.






Latar blkg adalah resto tempat lunch kami

Tepat jam 12.30 boat merapat di Tonsai Bay, Phi Phi Don. Kami makan siang di restoran yang sama dengan yang lalu, dengan menu yang sama. Kali ini aku ngga sea-sick lagi, karena tadi pagi sudah sarapan banyak-banyak. Jadi, selesai lunch, aku dan David jalan2 keliling, sementara Kevin tetap mau berenang disebelah boat.







Koh Khai Nok

Jam 13.45 kami pulang meninggalkan Phi Phi Don menuju Phuket. Sempat singgah di Koh Khai Nok selama kira-kira 1 jam. Sayangnya, ternyata aku salah baca brosur. Kupikir yang kita mau pergi adalah Khai Nui Island, tetangganya yang ngga berpenghuni dan punya jajaran koral cantik sampai jauh ke tengah pantai hanya sedalam 1 meter. Jadinya ngga terlalu excited, tapi lumayan ok lah buat nyantai. Dan foto2 tentunya J

Jam 16.20 kami tiba di Chalong dan langsung ditransfer balik ke Kamala menggunakan mobil yang jemput tadi pagi. Sempat lihat pemandangan Phuket dan Patong di sore hari. Jam 17.30 kami sampai di hotel. Karena sudah lelah, akhirnya malam ini kami putuskan untuk santai di kamar saja dan memesan makan malam lewat room service. Setelah itu boboks….. J



Jumat, 18 Desember 2009

Hari ini rencana awalnya mau keliling Phuket Town, lihat suasananya yang oldies dan banyak nuansa portugisnya. Tapi berhubung badanku ngga bisa diajak kompromi lagi, akhirnya hari ini aku lewatkan dengan pergi sarapan kemudian tidur lagi sampai, mengingat nanti malam masih ada 1 acara lagi menanti kami yaitu nonton Phuket Fantasea!! Sementara aku tidur, my hubby n Kevin berenang (ngga bosen2nya) lalu main PS di kids worldnya Marriott, dan sempat lihat sunset di Kamala. Truly father and son’s day J








Breakfast...






Main play station sampai puas

Sekitar jam 18.30 kami berangkat ke Phuket Fantasea naik taksi. (Sesungguhnya jarak hotel ke tempat show hanya sekitar 10 menit jalan kaki, tapi itu dia.., karena aku sudah capeee banget J).
Sampai di Phuket Fantasea, kami langsung menukar voucher dari Rita ke bagian ticketing. Berhubung kami sudah reservasi maka kami pun dipersilahkan masuk ke ruang ber-AC yang ternyata adalah ruang customer service. Asik, jadi ngga perlu ngantri lagi kan.







Kamala beach



Kami diberi stiker yang harus ditempel ke baju masing-masing. Di stiker tertera nomor kursi kami saat buffet dinner maupun saat show nanti. Setelah urusan registrasi beres, kamipun segera masuk ke dalam. Banyak souvenir shop yang dandanannya unik-unik di dalam. Banyak gajah seliweran, dan uups, banyak pupnya juga..tolong deh ya! Tapi di belakang gajah-gajah tersebut biasanya ada orang yang bawa serokan untuk mengambil dan buang kotoran tsb koq. No worries, ngga ada bau-bauan pokoknya. Ternyata gajah2 ini yang akan main di show nanti malam. Kenalan dulu ah..








Di depan the Golden Kinnaree


Ngga terasa sudah jam 19.00, kami pun menuju The Golden Kinaree, tempat acara makan malam prasmanan diadakan. Wah, tempatnya indah banget lampu2nya, musiknya, suasananya. Setelah diperiksa tiket masuknya, kami dipersilahkan masuk dan diantar ke meja yang sudah ditentukan. Setelah itu, silahkan makan sampai kenyang…nyam..nyam. Makanannya sangat lengkap, mulai dari masakan Eropa, Thailand, Jepang, Korea sampai Cina. Dari appetizer sampai dessert. Ngga rugi deh bayar tiket including dinner. (kalau mau beli tiket masuk saja tanpa makan malam lebih murah sih)

Setelah selesai makan, kami pergi melihat semacam zoo mini (lumayan, ada macannya segala lho), toko2 dan juga arena gamesnya. Beli sedikiiiiit aja kenang-kenangan dari Phuket Fantasea ini.
Jam 20.45 kami langsung menuju ke Palace of The Elephants, tempat acara utama akan diadakan tepat jam 21.00. Disini pemeriksaan atas tas dan barang bawaan masing-masing sangat ketat. Kita tidak diperbolehkan membawa barang apapun yang bisa dipakai untuk merekam atau membuat dokumentasi. Takut ditiru kali ya..hehe. Tapi jangan kuatir, lokernya aman koq. Langsung kami mencari kursi masing-masing. Ceritanya tentang asal muasal daerah Kamala, Phuket, dan juga antara yang baik dan yang jahat. Klise, tapi dikemas dengan apik, jadi anak2pun gampang mengerti. Saking asiknya, ngga terasa tau-tau show sudah selesai. Jam 22.48 kami diantar oleh pihak PF kembali ke hotel. Acara hari ini sudah berakhir, tapi aku masih harus packing koper di kamar, karena besoooook, pagi2 sekali kami sudah harus ke bandara untuk pulang ke Jakarta.

Sabtu, 19 Desember 2009
Alarm bunyi jam 04.30. Kamipun segera bangun dan siap-siap. Turun ke bawah untuk membereskan sisa bill hotel yang belum dibayar, karena masih ngantuk, sampai lupa untuk minta sarapan kami dalam box. Taksi yang kami pesan datang sekitar jam 05.15. 40 menit kemudian kami sudah tiba di Phuket Airport, check-in, kemudian urusan imigrasi, dan akhirnya cari sarapan. Tepat jam 07.55, dengan AirAsia FD 3940 kami meninggalkan Phuket. C U soon!
Ternyata di dalam pesawat banyak kursi kosong. Kami bertiga dapat masing-masing 3 bangku, jadi bisa tidur selonjoran. Cuaca bagus, penerbangan mulus tanpa guncangan. Tiba di Jakarta jam 10.40, 5 menit lebih cepat dari seharusnya J. Back to reality!!

Saturday, October 24, 2009

Bandung, the City with A Lot of Memories

Januari 1981

Aku pertama kali menginjakkan kaki ke Bandung, tepatnya turun di stasiun kereta api Bandung. Yup! kami sekeluarga pindahan kesini karena ayahku dipindah-tugaskan dari Surabaya. Walaupun awalnya bertugas di Surabaya, kami (Ibuku, aku dan adik perempuanku) ngga tinggal bareng di Surabaya. Kami bertiga hidup di Malang (dengan Opa-Omaku dari pihak Ibu), kota sejuk yang jaraknya hanya 1 jam dari Surabaya, sehingga ayahku terbiasa bolak-balik Surabaya-Malang beberapa hari sekali.
Jadi di Bandung inilah sebenarnya keluarga kami memulai hidup bersama yang mandiri.

Dengan mobil sedan model taksi 4848 warna hitam kami ber4 keluar dari stasiun kereta menuju daerah di timur Bandung, tepatnya ke Jl Salendro Timur. Barang2 sudah dikirim dengan truk besar sekitar 3 hari sebelumnya........

24 Oktober 2009


Aku, suami dan anak, serta adik perempuanku dan keluarganya di
tambah 2 tamu istimewa, tante2ku dari pihak ayah, tante Tilly dari LA dan tante Oke dari Tomohon, Sulawesi Utara, berangkat menuju Bandung sekitar jam 08.30.

Bulan lalu Omaku di Tomohon baru saja meninggal dunia. Selepas semua urusan dan acara beres, tante Oke mau mengantar tante Tilly pulang ke Amerika sekalian melepaskan ketegangan, maka singgahlah mereka ke Jakarta.
Di rest area km 39 kami menunggu mobil adikku untuk bergabung bersama. Sekalian isi perut di KFC dan take pict. Ngga lama kemudian perjalanan kembali dilanjutkan.
Baru kali ini tante2ku mencoba Jkt-Bdg lewat tol Cipularang. Tante Oke dulu lama tinggal di Bandung bersama aku sekeluarga waktu beliau menyelesaikan Masternya di ITB, sedangkan Tante Tilly lebih jadul lagi tinggal di Bandung saat ada tugas dari kantor sekitar akhir tahun 1970an.

Saat aku sekeluarga sudah pindah ke Jakarta sejak Januari 1990, tante Oke sering week-end ke Jkt naik KA Parahyangan. Tapi ngga lama, setelah itu beliau kembali ke Tomohon karena tugas memanggil.

Sampai di Bdg jam 11 kurang, cuaca agak mendung. Karena check-in hotel baru bisa jam 2an, maka kami putuskan mau lihat ITB dulu, lalu anakku mau nyobain naik kuda muterin jl Ganesha, ke dekat kebun binatang, 3 putaran ke dago dan balik lagi, Rp 50ribu. Panen'nya si mamang teh!! Ponakanku yang masih kecil mau naik kuda juga, akhirnya naik delman aja deh sama papanya..
Tapi ngga lama hujan rintik2 turun dan segera berubah menjadi guyuran hujan deras, buru-buru deh naik ke mobil semuanya.


Ini saat kita masuk ke dalam kampus ITB, turun di jurusan Kimia

dan masuk ke gedung pascasarjana, ngobrol2 sebentar dengan orang-orang jurusan sekalian foto2 disana.

Ke dua mobil kami menembus hujan deras lewat Jl Taman Sari menyusuri tepi kebun binatang lalu belok kanan, sampai lampu merah perempatan Dago atas belok kanan ke arah bawah lagi. Setelah melewati rumah sakit Boromeus belok kiri dan sampailah kami di tujuan berikutnya: makan siang di Toko You Jl Hasanudin.


Sekitar tahun 1985 Ibuku membuka rumah makan Cwie Mie Malang di daerah Salendro juga. Nah, setiap minggu kami selalu pergi ke Toko You ini untuk membeli mie bahan baku Cwie Mie-nya, sementara baksonya ke Jl Holis, pabrik bakso 'Panghegar'.

Toko You tahun 1985an masih berupa rumah peninggalan jaman Belanda dengan halamannya yang luas. Rumahnya sendiri berdiri di atas tanah yang agak tinggi dan mempunyai beranda yang berpagar kecil guna menjaga pengunjung ngga jatuh terjengkang ke halaman. Beberapa meja kursi diletakkan disitu untuk tempat kita makan.
Saat ini halaman yang luas itu sudah berubah menjadi tempat makan. Jenis makanannya pun sudah bertambah banyak. Tapi rasa yamien-nya tetap enak :)


ki: Saat makan malam di Saung Sunda jl Setiabudhi, setelah rumah mode. Tempatnya enak, makanannya juga enak, harganya lumayan. Ada tempat main anak di bawah.


Selesai makan siang sudah hampir jam 2, saatnya menuju hotel untuk menyimpan koper. Hujan sedah berhenti ketika kami keluar dari resto ini. Segera kami balik arah kembali ke Dago atas.

Hotel kami, Sheraton Bandung terletak di bagian ujung atas jl Ir H Juanda ini. Ini pertamakalinya kami menginap disini. Biasanya kami menginap di Santika yang tinggal jalan kaki ke BIP, atau di Cipaku yang punya kolam air panas.
Tadinya kupikir kami akan dapat melihat sebagian pemandangan gunung dan kota, namun ternyata dari dalam hotel ngga kelihatan apa2.
Saranku bagi yang ingin lihat pemandangan bagus, menginaplah di hotel GH Universal di Setiabudhi atas, arah ke Lembang, setelah rumah sosis masih naik lagi ke atas. Atau ke hotel Padma yang punya pemandangan lembah kecil dan bukit Ciumbuleuit.



ka: Pemandangan dari balkon kamarku




ki: pemandangan dari pintu kamar


Setelah beres menyimpan koper kami segera menuju ke daerah Bandung selatan, tempat terakhir kami tinggal di Bandung, ke Kopo Permai, mau lihat rumahku dulu :). Jalan kesana selalu macet berat dari jaman dulu, apalagi sekarang. Sambil jalan kami mengingat2 tempat-tempat biasa menunggu angkot kalau aku mau ke SMAN 2 yang letaknya nun jauh di utara, bareng sama tante Oke yang mau ke ITB. Keluar komplek lalu naik angkot Abd Muis-Soreang, sampai tempat Damri mangkal, ganti Bis jurusan Kopo-Dago. Aku turun di depan balai kota untuk lanjut dgn angkot ke Ledeng.

Lalu lewat alun2 Bandung yang sekarang semrawut banget. Jaman dulu mobil masih bisa lewat jl Dalem Kaum. Dulu pusat belanja ada disini. Kalau sekarang kan tersebar di mana2 ya. Sambil jalan pikiranku sering melompat kesana-sini. Ingat ke Robinson dengan ibuku, nemenin belanja di Otista, kulakan di Cibadak, kemana-mana naik Vespa berdua :), termasuk juga pergi ber4 naik Taft biru telor asin B 1335 XG yang disetir Ayahku tiap Sabtu ke kantor pos kirim surat buat Opa Oma di Malang, dan waktu keluar dari kantor pos mampir beli undian (hahaha, ngarep dot com) di tukang jual nomer undian langganan dekat situ. Gantian aku atau adikku yang pilih nomer, tapi sekian tahun ngga pernah dapat sekalipun juga:)

Ibuku meninggal dunia di tahun 1992 pada usia belum 44 tahun akibat kanker yang sudah menyebar kemana-mana :(, hanya 2 tahun setelah kami pindah dari Bandung. Saat itu adik bungsuku (akhirnya di Bdg ini aku punya 1 adik cowoq yang cakep n bandel, hehehe, yg beda 11 th denganku) belum genap 7 tahun usianya.

Puas bernostalgia, kami akhirnya balik ke Utara dan memutuskan makan malam di resto Saung Sunda di Setiabudhi. Setelah itu kembali ke hotel, ngobrol bentar di kamar tante2ku, lalu boboks di kamar masing-masing.


Besok paginya Kevin sempat berenang di air yg ..bbrrr.. dingin. Lalu kami pergi sarapan bersama. Selesai semuanya lalu kita check-out sekitar jam 9 pagi.

ka: sebelum pulang, di depan lobby Sheraton Bandung.



ki: Kevin memamerkan buku terakhir Harry Potter yang baru dibelinya sendiri di Gramedia. 6 buku lainnya sudah lama dia tamatkan.

Yang dituju berikutnya tidak lain dan bukan adalah Rumah Mode di Setiabudhi, serta Brownies Prima Rasa dan Molen Kartika Sari di Buah Batu, juga ngelewatin hotel Horizon yang jaman dulunya adalah tempat berenang langgananku. Dari rumah di Salendro cukup naik becak.

Setelah itu kami makan siang dulu di rumah makan Mie Naripan, sebelum akhirnya kembali ke Jakarta ^_^

Sunday, October 11, 2009

Taman safari 2009





Sering banget ada ide dadakan muncul. Biasanya hari Sabtu pagi, sambil sarapan dan baca koran kami bertiga ngobrol2 lalu memutuskan mau ngapain nih kita akhir minggu ini.

Seperti satu Sabtu di bulan Oktober ini, kami ingin pergi ke Taman Safari. Sudah lama kami tidak pergi kesana. Terakhir sekitar tahun 2003, waktu Kevin baru berusia 3 tahun. Wow.. did time actually fly that fast? Sekarang dia sudah 9 tahun :)

Jalanan menuju Puncak ngga terlalu macet, hanya padat di sekitar megamendung dan menjelang pertigaan Taman Safari, mulai pasar Cisarua.


Kami tidak langsung berbelok ke arah Taman Safari, melainkan terus dulu ke atas menuju restoran Melrimba untuk makan siang. Rupanya restoran ini sudah di renovasi. Terakhir makan disini kira2 awal 2005 dalam perjalanan ke kota bunga. Di resto ini dulu punya menu kangkung bumbu manado yang sedap sekali. Sayangnya setelah renovasi mereka ganti menu (dulu semacam foodcourt dg banyak penjual) sekarang dikoordinir 1 penjual saja. Hilanglah kangkung kegemaran kami tsb :(( Tapi pisang gorengnya enak sekali, mungkin karena panas2 dimakan dalam udara yang cukup dingin disertai hujan rintik2.

Di jalan masuk ke arah Taman Safari banyak terdapat pedagang wortel segar yang menawarkan dagangannya pada mobil2 yang menuju ke TSI. Kami berhenti di salah satu ibu yang duduk disamping setumpuk wortel yang tertata rapi. Cukup membayar Rp 10.000 aku dapat 1 kantong plastik besar!! Kalau sama si abang sayur dua ribu perak cuma diberi 5 buah..

Hari ini rupanya ngga terlalu banyak orang yang berniat pergi ke Taman Safari ya. Setelah membayar tiket masuk bertiga + mobil totalnya Rp 85.ooo ( mobil 10rb, dewasa masing2 25rb) di pintu masuk, mobil kami segera meluncur, putar2 mengelilingi TSI sambil beri makan hewan2 dengan wortel yang tadi kami beli.

Ki: di beberapa tempat terjadi banjir kecil, aku ngga tahu apakah disengaja oleh pengelola TSI untuk mencuci ban mobil pengunjung (hehehe) atau karena memang rusak infrastrukturnya.




Ka: rusa yang cantik...sini kusuapi......



Kegiatan paling asyik buatku adalah saat memberi makan hewan-hewan ini. Lucu aja saat memberi makan wortel pada mereka. Mereka ngerti lho, ngga akan menggigit tangan kita. Kalau kita ulurkan wortel, dengan perlahan mereka akan memiringkan kepalanya dan memasukkan wortel tsb ke mulutnya. Makanya kalau beri makan mereka jangan sambil dilempar ya.. kasihan. They won't bite at all!!!

Ada gajah kecil yang bisa memanggil aku untuk minta wortel. Karena mereka ngga bisa mendatangi mobil kami seperti rusa2 tsb, terpaksa wortel aku lempar masuk ke kandang mereka, ternyata si kecil minta lagi, karena yang aku lempar tadi diambil seniornya, ya udah, aku beri lagi..hap! dengan belalainya dia bisa menangkap lemparanku :)

Ada sejenis sapi hutan berbadan tinggi besar dengan satu tanduk kuat di tengah kepalanya, mirip-mirip tapir, mendatangi mobil kami untuk minta wortel. Ternyata wortelnya jatuh dari mulutnya sehingga dia perlu membungkuk untuk mengambil si wortel. Tepat pada saat itu si tanduk nan kokoh tsb dengan manisnya membaret sisi kanan mobil kami..ouucchh!! Mau maju ngga berani, takutnya tanduk itu akan meninggalkan baret yang lebih tajam. Ya udah, pasrah aja akhirnya. (untungnya setelah parkir di tempat makan suamiku memeriksa baret tsb dan ternyata tidak terlalu parah..)

Puas berkeliling, kami memarkir mobil di tempat parkir kendaraan lalu berjalan kaki untuk menonton aneka show yang terdapat di TSI, mulai dari anjing laut sampai dengan atraksi burung elang. Kevin sempat foto2 dengan anak singa, macan dan harimau, juga aneka burung disana.
Setelah puas, kira2 jam 4 sore kami kembali ke Jakarta.