our summer magazine 2013 by Slidely - Slideshow maker

Tuesday, August 31, 2010

Leavenworth, sebuah sudut Jerman di Washington


Wilkommen!! Sebenarnya Leavenworth tidak termasuk dalam daftar tempat yang akan kami kunjungi dalam liburan kali ini. Alih-alih mau trip ke Mount Rainier yang batal karena cuaca kurang mendukung, mertuaku mengusulkan untuk mengunjungi tipikal desa Jerman yang terletak sekitar 2 jam dari Seattle ini. Ternyata kunjungan dadakan ini membuahkan kenangan manis buat kami semua selain memang tempatnya yang menarik, panorama alam yang tersaji selama perjalanan kesana luar biasa indahnya.


Menuju Leavenworth cukup mudah, beberapa pilihan transportasi tersedia dari kota Seattle.

Jika senang naik bus, Northwestern Trailways bisa jadi pilihan.Buat yang ngga mau ribet lihat peta bisa ambil tur yang diselenggarakan oleh Grayline of Seattle. Transportasi lain yang cukup menarik adalah dengan naik kereta api Amtrak yang 2 kali sehari mengunjungi Leavenworth dari Seattle.


Pilihan kami adalah menyetir mobil sendiri, hehe.. Dari Seattle arahkan mobil ke timur mengikuti I-90 sampai melewati Cle Elum, keluar di exit Wenatchee di mile 85, lalu pergi ke arah timur sejalan dengan state route 97 sekitar 20 miles sampai di pertemuan dengan US Highway 97. Setelah mengambil Highway 97 kearah utara yang melalui Blewett Pass sejauh 35 miles sampai di pertemuan dengan US Highway 2 lalu belok kiri, setelah itu mengemudi ke arah barat pada Highway 2 sejauh 4 miles, maka sampailah kita di Leavenworth...

kiri: tebing batu yg diselimuti jaring
kanan: nemuin Cold Stone Creamery di Leavenworth

Jangan kuatir, disana banyak petunjuk jalannya koq. Kalau mau gampang jangan lupa beli GPS :))


Selama perjalanan kesana pemandangan didominasi oleh pegunungan cemara, batuan cadas dan sungai Wenatchee yang luar biasa bening airnya.

Di beberapa tempat dinding batu cadas diselimuti jaring yang berguna menahan batuan tersebut tidak jatuh ke jalanan jika terjadi longsor. Makanya kalau berencana pergi sekitar musim salju lebih baik pakai kereta api katanya, karena selain bahaya longsor batu juga longsoran salju sering terjadi..wiiih, serem2 indah..


Foto kiri adalah ' The Leavenworth Bier Wagen ' yang menyambut kami sekaligus merupakan ikon populer dari desa Bavarian ini. Selama masa
festival kereta ini akan berputar mengelilingi downtown, namun saat kami datang, yang terlambat 1minggu dari berakhirnya festival wine tasting :( , kereta diparkir di sebelah taman di Front St yang merupakan jalanan tempat atraksi utama dan toko-toko berada.

Sebenarnya waktu paling tepat mengunjungi Leavenworth adalah di bulan Oktober saat mereka menyelenggarakan Oktoberfest yang terkenal itu (3 minggu penuh festival, sampai mendatangkan band terkenal dari Jerman segala), selama bulan Desember saat diadakan Christmas Lighting Festival dan pada pertengahan bulan Januari saat Icefest yaitu festifal membuat boneka salju dan segala kegiatan yang berhubungan dengan salju dan merupakan satu-satunya festival yang ditutup dengan acara kembang api.



Setelah parkir di ujung Front St, kami berjalan menyusuri jalan tersebut ke arah taman Front St.

Kami sempat mengunjungi Australian Store (yang juga menjual bumerang mainan untuk anak-anak)




Singgah juga di toko bernama KrisKringl yang ternyata isinya macam-macam barang yang berhubungan dengan acara natal dan hallowen. Masuk sebentar di Die Musik Box namun cepat-cepat keluar lagi karena takut memecahkan barang-barang didalamnya yang mahaaal..

Di Leavenworth terdapat Museum Nutcracker yang memiliki koleksi paling banyak di dunia!!
Buat yang ingin memiliki boneka Nutcracker bisa membelinya di toko Nussknacker Haus yang ada disebelahnya :)



Uniknya, nama-nama jalan di Leavenworth ditulis dengan ejaan Jerman.


foto kanan, kanan bawah dan kiri bawah adalah saat berada di dalam KrisKringl

















bawah: kereta kuda yang bisa disewa mengangkut kita putar-putar sekitar downtown.


Setelah cukup lama melihat-lihat toko rupanya cacing perut kami juga tidak mau kalah minta perhatian. Ketika melewati satu-satunya Pharmacy disana terdapat jalan turun ke bawah toko yang memajang tulisan 'Soup Cellar'.

Dingin-dingin begini memang yang paling enak makan sup, hmm, Guten appetit!!.

Ternyata selain sup mereka juga menyediakan Fish&Chips, aneka sosis Jerman, burger, wine dan ribs.

Ketika mau cuci tangan sebelum makan aku melewati dinding yang penuh dengan foto dan aneka lembaran uang dari berbagai negara.


Surprise juga karena ternyata ada selembar uang Rp 1.000 tersemat disana, haha...segera kutempelkan lembaran Rp 2.000 edisi terbaru kita disampingnya :))

Selesai makan kami kembali ke jalanan diatas resto lalu pergi ke taman untuk istirahat sambil duduk disana.

Sambil duduk2 santai kubaca brosur yang menceritakan sejarah kota Leavenworth.

Awalnya kota ini merupakan desa kecil yang hidup dari menyediakan jasa pengiriman, sembako, minuman, dan kebutuhan para penambang (berasal dari Inggris, Skandinavia, Cina, Jerman dan Irlandia) yang ramai berdatangan setelah ditemukannya emas di Blewett sekitar 1860.


Ketika jalur kereta api selesai dibangun pada 1893, saat itulah pertamakalinya Leavenworth terhubung dengan pantai barat dan daerah lain di timur. Segera saja kota ini menjadi pusat jalur kereta api.


kiri: Front St
kanan: di pinggir sungai Wenatchee dalam perjalanan pulang.

Pada 1925 pusat jalur kereta api beserta rute-rutenya dialihkan ke Wenatchee karena jalur yang lama dianggap rawan bencana alam, ekonomi Leavenworth langsung jatuh.
Selama lebih kurang 30 tahunan mereka hanya bergantung pada kegiatan olahraga ski dan semacamnya yang dikelola oleh US Forest Service, hingga pada musim panas 1965 sekelompok warga sepakat mengubah tampilan desa mereka menjadi 'Bavarian-theme' (karena suasana alam sekitar mirip dengan pegunungan Alpen dan sekitarnya) dan mengadakan festival-festival setiap tahunnya yang dimulai dengan The Autumn Leaf Festival.


Saat ini Leavenworth menjadi tuan rumah dari sekitar 16 festival yang berbeda tema sepanjang tahun.

Rasanya kalau diberi umur panjang dan rejeki lebih oleh Tuhan ingin rasanya saya kembali ke Leavenworth saat Christmas Lighting Festival.









Sunday, August 29, 2010

Jakarta-Seattle by EvaAir


Jumat, 27 Agustus 2010 kami berangkat ke bandara Soekarno Hatta jam 09.00. Meskipun pesawat dijadwalkan terbang jam 14.15 aku lebih suka untuk santai sejenak di bandara dan tidak terburu2 melakukan prosedur keberangkatan. Ternyata tol macet dari mulai pintu jatibening sepanjang tol Priuk, sampai di sekitar Kapuk. Tidak ada kejadian apapun yang menyebabkan kemacetan ini, hanya karena volume kendaraan yang tinggi saja. Akhirnya kami tiba di terminal 2D hampir jam 11.40!!


Karena lapar kami singgah dulu di gerai A&W, makan dengan cepat, lalu segera masuk untuk check-in.


Ternyata ada teman suami dan istrinya yang mau antar anak mereka untuk kuliah di Seattle sedang antri untuk check in di jalur yang sama. Jadi sambil antri kami ngobrol bareng mereka. Asyik juga sebab kami jadi punya teman ngobrol di pesawat.



Beres urusan check in, urus bebas fiskal dan cap imigrasi, kami langsung menuju gate D1 untuk boarding. Ngga menunggu terlalu lama kami disuruh naik ke pesawat Airbus 330 dengan susunan kursi 2-4-2 itu.

Saat take-off setelah roda pesawat lepas meninggalkan landasan tiba-tiba terdengar deru kencang entah mesin yang mana, yang pasti suaranya berasal dari atas pesawat (lho?) disertai menurunnya daya pesawat untuk naik lalu beberapa detik kemudian mulai tercium bau gosong memasuki kabin kami..wadooh, gawat nih, kupikir udah deh..tinggal tunggu hitungan detik lalu pesawat akan terhempas ke bawah! Memang jurus terakhir manusia ketika terjebak dalam situasi demikian adalah: pasrah dan berdoa pada Tuhan (jadi malu).


Yang terucap hanya minta ampun dan minta tolong. Deru kencang tersebut berubah menjadi batuk2 mesin yang kemudian mati, for a moment I felt a slow motion time..jatuh-engga-jatuh-engga. But thank you very much my precious GOD, pesawat tiba-tiba seperti mendapat tenaga tambahan sehingga melesat dengan cepat naik sampai diatas awan..tapi semua orang tetap diam..suasana heniiing, pasti semuanya sedang bersama-sama berdoa mengucapkan syukur tiada terkira.


Selanjutnya cuaca cukup baik sehingga perjalanan kami rasakan lumayan mulus, hanya terjadi beberapa goncangan kecil saja :D

Sepanjang perjalanan Jakarta-Taipei yang lamanya 6 jam lebih sedikit kami disuguhi 1x snack dan 1x makan malam dengan menu pilihan ayam/ikan dengan nasi, sayur, salad, buah, roti dan mentega serta 1 dessert. Aneka jus dan wine ask as u like!!


Dari personal tv aku sempat nonton 1 film judulnya 'Le Grand Chef-Kimchi War', sebenarnya bukan favoritku untuk nonton film mandarin/korea tapi karena ceritanya tentang koki dan makanan yang menarik minatku. Ternyata filmnya bagus dan terakhirnya seperti biasanya film korea, mengharukan..hehe. Lalu aku create juke box dari beberapa koleksi album lagu yang disediakan Eva melalui pilihan Sky Concert, dan sebentar-sebentar meng-klik Sky Compas untuk mengetahui posisi pesawat kami saat itu.

Hampir jam 9 malam waktu Taipei kami mendarat di bandara TaoYuan-Taiwan. (waktu Taipei 1 jam lebih dulu dari Jakarta). Setelah turun dari pesawat kami diarahkan ke gate transfer. Disana rupanya ada mall kecil yang berisi aneka duty-free shop dan kios internet gratis. Waktu transfer yang 2 jam lebih sedikit kami isi dengan meregang kaki dan main internet. Jam 22.30 kami dipanggil masuk lewat gate C6 yang diatasnya bertuliskan Image of Taiwan lalu turun ke basement dimana sudah berkumpul banyak sekali orang dari asal penerbangan yang berbeda.


Beberapa menit sebelum jam 23.00 kami sudah masuk ke dalam badan pesawat B777-300ER dengan formasi kursi 3-4-3 yang punya 2 hall kelas bisnis dan 3 hall kelas ekonomi..hhmm..so spacious!

Penerbangan Taipei-Seattle memakan waktu 10,5 jam. Kami menyambut sinar matahari diatas lautan Pasifik pada saat jam menunjukkan jam 1 pagi lewat sedikit waktu Jakarta.. what a cross-eyed experience! Meskipun ngantuk berat, susah payah kutahan mata agar tidak terpejam untuk mengurangi efek jetlag setiba di Seattle nanti. 3 film kutonton mulai dari 'Just Wright', 'The BackUp Plans' sampai 'Shrek 4ever After', dengerin ipod, berulangkali minta jus jeruk dingin.. haha, sempat merem melek beberapa kali, namun sukses ngga tertidur lelap (walaupun kepala pusingnya ngga keruan) sampai tiba di SeaTac jam 19.01 waktu Seattle atau jam 9 pagi di Indonesia.



Setelah melewati prosedur imigrasi bagi visitors dan special registration (blah!yang berlaku bagi negara2 tertentu dengan level terorist suspected lumayan tinggi), walaupun sudah pernah berkunjung namun kami tetap di data ulang meski tidak perlu lagi melewati prosedur pengisian form dan wawancara dari mereka sehingga waktunya lebih cepat dari ketika pertama kali datang, tapi tetap saja makan waktu (1,5 jam, hhhhhpff).

Selesai semua prosedur, Welcome to US!! segera kami mengambil koper-koper ( syukurlah, ngga perlu terjegal proses pemeriksaan koper lagi spt penumpang lain yang masih antri untuk dibuka kopernya :) ngga tau kenapa, yg pasti ini pertolongan Tuhan shg oleh2 makanan selamat semua, hehe) dan keluar dengan light rapid trans ke gerbang penjemput. Disana telah menunggu adik lelaki suamiku dengan senyum lebar yang berarti "same sucks procedure hah?" :D

Anyway, we arrived sound and safely at my mother's house around 21.30, chat 4 a moment, bagi2 holiday treats then go to sleep at 22.30. For sure, it felt like 'the best bed I ever sleep on' :D






























Saturday, August 14, 2010

Yoga Mind @ Michael Resorts

Tanggal 14 Agustus 2010 kami berangkat sekitar jam 08.30 menuju ke Bogor. Rencana semula mau berangkat lebih pagi, sekitar jam 6, karena akan ikut tur dari resor mengunjungi desa Ciasmara. Namun malam sebelumnya di-info oleh manajemen resor bahwa jalan yang akan dilalui adalah jalan kelas 5 (berbatu) dan harus menggunakan kendaraan sendiri, dibatalkanlah rencana tsb karena kami sayang sama si coklat..hehe.


Untuk menuju Michael Resorts sebenarnya bisa juga melalui tol lingkar luar Bogor tapi karena niat kami mau makan siang dulu di Bogor maka exit tol yang dipilih adalah yang keluar di kota langsung.
kiri: pintu tol percobaan yg aneh
kanan: macet jl Veteran

Karena mau makan di Botani Square, dari lampu merah depan terminal Baranangsiang kita langsung belok ke kanan. Maksud hati mau cari putaran balik ke arah mal-nya IPB tsb, kami malah terjebak macet sampai ke jl Veteran segala, bahkan keterusan sampai muncul2 udah di taman topi dekat setasiun kereta..halah!!
Akhirnya masuk parkiran mal udah sekitar jam 11 kurang sedikit. Makan di Rice Bowl sekitar 1 jam (ehm, syomainya enaaaak bener), jam 12.15 perjalanan dilanjutkan ke arah kampus IPB Dramaga (bukan Baranangsiang ya, ingaat!!)

kiri: jalanan di desa Ciampea lengang dan sempit

Sebagai petunjuk, keluar dari Botani Square ambil arah ke kanan dan ikuti saja jalan ke arah tol jagorawi, lalu putar balik kembali ke terminal Baranangsiang. Dari lampu merah lalu belok ke kanan dan terus ambil jalur di sebelah kanan saja. Di lampu merah depan Botani Sq lurus aja, jangan belok kiri karena nanti akan terjebak macet abadi di depan pasar dan terpaksa ikut jalan yang satu arah ke Veteran spt kita. Setelah lewat lampu merah tsb, ganti jalur sebelah kiri, susuri tepian kebun raya sampai ketemu hotel Salak the Heritage di sebelah kanan, ganti jalur ke kanan, siap2 untuk belok ke kanan di lampu merah berikut. Dari sana ikuti saja petunjuk lalin ke arah kampus IPB Dramaga.

Setelah melewati kampus IPB, ikuti saja jalan tsb sampai ketemu pertigaan yang ada Alfamart, kantor polisi Cibungbulan dan Indomaret berjejer di sebelah kanan, dan ada tanda: 18 km to Michael Resorts di sebelah kiri. Langsung belok ke jalan kecil di kiri jalan yang banyak angkot ngetem. Dari Bogor sampai sini sekitar 1 jam kalau lancar tanpa macet.

Jalan selanjutnya berupa jalan desa yang relatif mulus tapi sempit shg kalau berpapasan dengan

kendaraan lain musti agak2 ngerem. Dari belokan jalan raya besar tadi sampai tiba di resor makan waktu sekitar 30 menit.


kiri: inside Botani Square
kanan: petunjuk di gerbang kawasan wisata Gunung Salak Endah

kiri: tanda di pertigaan Cibungbulan
kanan: gerbang resor

Btw, nanti menjelang masuk kawasan wisata Gunung Salak Endah ada gerbang yang dijaga petugas yg akan minta uang masuk sebesar Rp 17.500 untuk 3 orang dan 1 mobil. Resmi koq, dapat karcisnya pula :)

Dari pertigaan tadi jalanan akan menanjak sekali, jadi jangan lupa persiapkan kendaraan dengan baik supaya ngga mogok atau bermasalah dengan ban ya..ya..ya..


kiri: pemandangan menjelang resor
kanan: vila damar yang kami sewa


kiri: si coklat sedang beristirahat...
kanan: Kevin lagi meneliti vila yg lain

Sampai di gerbang resor yang penjagaannya super ketat, kita diminta untuk menunjukkan surat konfirmasi pemesanan vila, untung saya bawa nih..

Setelah surat dibawa masuk untuk diteliti apakah mengandung bahan peledak atau tidak :D, barulah pintu gerbang dibukakan bagi kita..hehe.


Ngga berapa lama kami dan barang bawaan yang ngga banyak (cuma 2 travelling bag kecil) dibantu oleh 2 belboy (mungkin karena saat itu rada sepi shg ngga ada kerjaan, jadi harus dikaryakan setiap ada kesempatan ya..) diantar oleh supervisor ke vila damar yang kami sewa. Jadi total ada 3 yg nganterin :)

Vilanya apik, dengan 2 kamar tidur (yg satu Quen sz, satunya lagi berisi twin bed @ 120cm), dan 1 kamar mandi dengan gas water heater yang saat dinyalakan akan bunyi tttkkkk...dddrrrt...bbbuuulll, shg Kevin kalau mau mandi harus disiapkan dulu airnya dalam gentong keramik cina yang bagus itu, haha.

Untuk tarif klik di sini

kiri: pose gembira saat baru tiba :)


Kalau mau berenang juga bisa disini asal tahan dingin aza :D

kanan: berpose gaya diatas sungai kecil bernama sungai Cimudal, yang terletak di kaki resor ini. Untuk turun ke bawah tinggal ikuti jalan setapak berbatu alam yang sudah dibuat oleh resor, namun hati2 bagi yang hamil, sudah berusia lanjut atau balita.., karena lumayan curam dan takutnya ngga kuat balik ke atas :)

kanan: vila Bamboe
kiri: Kevin dibawah vila Okaria

Nanti kalau berkesempatan nginap disini lagi aku mau coba vila bamboe karena tempatnya yg unik, atau vila Okaria karena viewnya yang langsung menghadap ke lembah bagus banget.


Saat kami sampai tadi jam sudah menunjukkan pukul 14:05 dan hujan turun rintik-rintik. Jadi saat kami mulai explore keadaan resor ini, rumput dan jalan setapaknya lumayan basah.

Mulanya kami tengok kolam renang lebih dahulu karena si Kevin sudah merengek-rengek minta berenang dari tadi. Untungnya hujan membuat keadaan kolam jadi dingin sehingga dia memutuskan untuk ikut kami jalan ke bawah dulu.

Kolase diatas aku buat dari beberapa foto bunga yang kami temui di dalam resor, dan juga satu foto batu yang ditumbuhi lumut dengan subur hingga menyerupai karpet beludru. Koleksi bunga-bunga mereka sangat banyak dan sebagian termasuk jenis yang sudah langka.


Di bagian bawah resor terdapat mata air yang airnya katanya sih bisa langsung diminum. Juga terdapat aliran sungai Cimudal.


Sekitar 30 menit kami jalan ke arah bawah lalu setelah puas kami kembali ke arah atas namun kali ini kami memilih jalan menanjak yang ke arah kiri karena katanya bisa lihat air terjun dari ujung resor ini.

Perjalanan menuju tempat viewing air terjun itu

kiri: Kevin dibantu papanya saat mau menyeberangi sungai
kanan: saat morning walk

melewati spot yang mereka beri nama 'kampung monyet'. Aku tidak sempat bertanya ada berapa ekor monyet yang ada di situ. Kami hanya bertemu seekor saja. Monyetnya dari jenis Surili yang berasal dari daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah dan sudah digolongkan sebagai hewan langka sejak tahun 1988.

Setelah melewati kampung monyet, kami sampai di satu kandang kecil yang berisi kanguru kecil yang asalnya dari Merauke. Lucunya kanguru ini bisa tersenyum dan mendatangi kita untuk minta makanan. Tapi karena ngga tahu makanan yang boleh untuknya maka kami ngga berani memberi bekal kami buat dia...poor little cute one

Dari kandang tersebut, jalan masih lumayan menanjak..sampai akhirnya di ujung kanan resor tibalah kami di sebuah cekungan dengan pinggir kanan berbatasan langsung dengan jurang yang lumayan dalam, dan di depan kami sedikit tertutup dahan2 pepohonan, berdiri tegak sebuah air terjun yang suara airnya dapat terdengar dengan jelas walaupun dari jarak yang lumayan jauh...

Puas mengambil foto disana, kami balik ke atas. Hujan sudah berhenti dan Kevin tidak puas kalau belum nyebur ke kolam renang. Jadi acara selanjutnya adalah menonton Kevin main air sebentar karena aku ngga mau kedinginan kalau harus ikut masuk ke kolam.

Saat kembali ke vila, sudah menanti semangkuk besar kolak panas yang disediakan oleh pihak resor selama bulan puasa ini ..nyam..nyam :D


kiri: view air terjun dari dalam resor. Kalau sedang tidak hujan kita bisa keluar dari resor lalu jalan ke arah kiri dan tidak jauh dari situ lewat jalan setapak sekitar 10 menit sudah sampai di bawah.

kanan: hutan pinus di dekat resor

kiri: Kevin di depan pintu restauran
Karena resor ini jauh kemana-mana maka untuk makan malam kami 'terpaksa' beli makan dari dapur mereka. Menu yang paling cocok hujan2 (lagi) begini adalah nasi goreng. Kevin pilih nasi goreng seafood sedang kami berdua nasi goreng ikan asin yang lumayan enak.

Malamnya aku langsung grook..grook..zzztt, sementara Kevin belajar IPS dengan papanya karena hari senin ada ulangan, kasihan ya :(


Keesokan paginya kami bangun sekitar jam 6, dari jendela kamar kami menonton bajing yang sedang memanjat pohon damar dekat jendela, sayangnya ketika mau di foto dia malah sembunyi :(
Lalu kami langsung jalan-jalan pagi mengelilingi resor lagi. Udara yang segar membuat badan dan pikiran jadi 'plong'..hehe..

Left: David sedang memotret monyet Surili





Left: Monyet Surili sedang nongkrong dengan asyiiiknya...









Setelah puas berkeliling, hampir jam 8 pagi kami mampir di restauran resor untuk sarapan. Menunya lumayan, ada eggs counter yang juga menyediakan waffle dan pancakes, nasi dan mie goreng, ayam (mirip) kentucky, bubur ayam, aneka roti dan buah serta jus.





Habis sarapan kami segera beberes dan check-out karena mau lihat air terjun Cigamea dan hutan pinus di atas sana.



Eh, rupanya ngga berapa lama kemudian hujan turuuuuun lagi dengan derasnya sehingga kami ngga bisa turun ke air terjun karena jalanannya liciiin sekali. Akhirnya kami hanya bermobil ke arah hutan pinus dan ketika hujan deras berubah jadi rintik-rintik segera kami turun dari mobil untuk mengabadikan suasana pine forest yang indah ini. Setelah itu mobil segera mengarah kembali ke Bogor....................... :)