our summer magazine 2013 by Slidely - Slideshow maker

Sunday, April 24, 2011

Bali Intercontinental - Admiring splendid beaches & arts


Bahagianya hati ketika my husband memberi hadiah liburan di bulan April 2011 ini. Bagaimana ngga berbunga-bunga? Liburan 3 hari ini akan diisi dengan menonton Tari Kecak, Tari Barong, ber-SeaWalker dan menginap di Intercontinental Hotel di Jimbaran. Yang terpenting adalah semuanya berada di pulau Bali, yippiie!!! Sudah 2,5 tahun nih tidak menginjakkan kaki ke pulau dewata ini.

Acara packing-packing yang biasanya bikin sewot kali ini dilakukan dengan hati riang karena untuk menginap 2 malam ngga perlu bawa banyak barang kan?


Jam 08.30 kami sudah mendarat di bandara Ngurah Rai dan disambut dengan hujan rintik-rintik. Aah, ngga pas banget deh karena Bali kan identik dengan panas matahari.

Setelah keluar di pintu kedatangan, kami sudah dinanti oleh Kadek dari

Baliaccess Car rental yang kami pesan dari Jakarta. Ternyata Suzuki Splash yang kami pesan entah kenapa diganti dengan Suzuki Swift. Ngga mau banyak tanya ah, karena harga Swift sebetulnya lebih mahal dari Splash, tapi kami ngga di-charge tambahan :) tengkyu..tengkyu..

Dari bandara, karena masih pagi dan belum sarapan maka kami pun meluncur ke area Kuta dan Legian, dan terus ke Patih Jelantik, tempat resto kecil favoritku berada.
kanan: syomainya...hmm
kiri: nasi goreng nanas..duh...ceesss


Setelah sarapan puaaassss dan sempat beli kain sarung Bali dengan harga grosir di ruko sebelahnya, kami segera menuju ke Jimbaran untuk check-in hotel.
Seharusnya sih jam 14 ya, tapi sekitar jam 11 ternyata sudah bisa.

Setelah meluruskan kaki sebentar dan mengelilingi hotel yang guedee bener ini kita langsung jalan lagi..

Tujuan pastinya adalah ke pantai Karma Kandara yang terletak di Ungasan, lalu ke Suluban Beach dan Pantai Padang-padang dekat Dreamland Beach, dan hari ini akan ditutup dengan menonton Tari Kecak di Pura Luhur Uluwatu.

kiri: salah satu cafe hotel yang terletak di tepi pantai dengan latar belakang teluk Jimbaran yang terkenal dengan resto seafood tepi pantainya itu


kiri: Karma Kandara di Ungasan, Uluwatu







kiri: Pantai Padang-padang, masih di Pecatu









kiri & kanan: Pura Uluwatu dengan monyetnya yang terkenal






kiri: Tari Kecak di Pura Uluwatu

Keesokan harinya setelah sarapan pagi di hotel, kami segera berangkat ke daerah Sanur karena jadwal hari ini adalah SeaWalker.
Acaranya selesai sekitar jam 12 siang lalukita langsung mengisi perut di Mc Donald yang lokasinya di Bypass Ngurah Rai.

kiri: jalan-jalan di dasar laut dengan helm SeaWalker
Setelah selesai makan rencananya aku ingin belanja :) tapi si Kevin langsung protes ngga mau ikut. Jadinya kami harus mengantar sang pangeran kembali ke hotel dulu, baru berdua hubby aku jalan-jalan ke Kuta, diantaranya sempat mampir di Krisna Bali buat cari oleh-oleh. Serasa pacaran lagi deh, ciee...

kiri & kanan: toko oleh-oleh Krisna Bali

Sebenarnya toko yang lokasinya di Jl Raya Kuta ini adalah cabang dari yang di Denpasar, namun ukuran toko dan lahan parkir disini lebih luas.


Di toko oleh-oleh besar ini semuanya ada, mulai dari gantungan kunci sampai salak bali!

Kaos banyak ragam dan harganya, dari yang murah dan berbahan tipis dan panas seharga ngga sampai limabelas ribu sampai yang mereka sebut kaos VIP seharga hampir seratus ribu rupiah perpotong ada. Harus jeli dan sabar memilih, periksa juga kalau-kalau ada bagian yang robek.

Dengan ukuran toko yang cukup besar mereka mempekerjakan cukup banyak pegawai baik laki-laki maupun perempuan. Hanya sayangnya para pegawai ini cuma sibuk becanda dan berfoto ria (bayangkan: berfoto-foto diantara banyaknya pembeli tanpa sungkan sedikitpun serta cekikikan bergosip).

Untuk bertanya tentang ukuran daster Bali saja aku sampai harus berteriak memanggil si mbak-mbak di depanku yang sibuk bercanda dengan sesama temannya itu. Soalnya udah 5 kali manggil dari nada do sampai sol ngga dengar juga dia. Tadinya aku pikir si mbak di bagian daster itu rada budek, eh ternyata di hampir seluruh bagian memang adatnya begitu semua....
Haloooo pemilik Krisna Bali toko oleh-oleh besar, gimana nih?

kiri: Seafood Jimbaran yang tersohor, cukup jalan kaki lewat pantai dari hotel kami :)

kanan: pemandangan dari pantai hotel ke arah bandara Ngurah Rai menjelang sunset

Setelah puas ngubek-ngubek Kuta kami kembali ke hotel karena mau berenang bareng Kevin.
Sesorean hingga malam kami habiskan dengan leyeh-leyeh di pinggir kolam renang, pindah ke pantai, balik lagi ke kolam renang yang lain..

Hotel ini punya 3 kolam renang yang besar-besar, juga 1 kolam renang khusus untuk Club Intercontinental yang tidak bisa kami ceburin :(, dan banyak bale bengong yang bisa dipakai bersantai dan bahkan dipijat disitu, oh..oh.. sayang mahal banget.

Malamnya kami cari makan di Mal Discovery di depan Waterbom Bali dekat Kuta Square.
Malam minggu ditambah ini malam Paskah membuat polisi berjaga dimana-mana dan orang-orang tumpah ruah di jalanan, Heks!


Akhirnya kami putuskan makan di Domino Pizza aja yang bersebelahan dengan Burger King lalu balik ke Jimbaran. Eh pas mau bayar parkir di pintu keluar ternyata kita harus bayar di dalam gedung mal..hadeuh, baru kali ini mengalami model bayar kayak begini. Mana ngga ada pengumuman apapun!

Di Mal Kelapa Gading Jakarta memang kita bisa bayar di dalam gedung tapi itupun optional bagi yang mau, sisanya bisa tetap bayar seperti biasa di loket keluar. Sepertinya ngga cocok deh diterapkan di Kuta-Bali, secara ini daerah turis gitu lho, memangnya tiap hari saya main kesini?

Malam ini sepertinya kami Zzzz dengan sukses saking lelahnya. Tau-tau sudah pagi lagi, harus sarapan lagi, dan check-out dari hotel karena kami ngga mau buang waktu untuk kembali lagi ke Jimbaran setelah acara hari ini selesai.

bawah: latihan keseimbangan di Rip Curl-Legian
Menonton pertunjukan Tari Barong di Bypass Ngurah Rai adalah agenda kami hari ini. Setelah selesai kami segera kembali ke jl Legian dan juga Kuta Square untuk cuci mata (dan 'terpaksa' belanja ketika melihat Arena swimwear discount 40% all items, waks!)
Jam 13 siang kami menyerahkan mobil pada pihak car rental di pintu keberangkatan Bandara Ngurah Rai.
Bye-bye Bali, 'till we meet again :))

The Mystique of Barong and Keris Dance



Inilah pertunjukan tari kedua kami setelah Tari Kecak. Kali ini venue-nya dekat aja. Masih di Jl Bypass Ngurah Rai, kalau dari arah Jimbaran setelah patung Dewa Ruci ambil arah yang ke Sanur. Setelah itu ambil jalur kiri, sekitar 100 m dari patung tersebut terdapat Pura di sebelah kiri, masuklah melalui jalan kecil disamping pura tersebut. tempat parkir mobilnya cukup luas di dalam.

kiri: bundaran Patung Dewa Ruci di depan Mal bali Galeria di Jl Bypass Ngurah Rai, foto ini diambil dari arah Jimbaran/Nusa dua

kanan: Kevin di stage Tari Barong
bawah: masih sepi saat kami datang

Pertunjukan akan dimulai tepat jam 9 pagi, namun sampai jam 9 kurang 15 menit koq baru ada dua mobil termasuk mobil kami ya? jangan-jangan bukan disini tempatnya.
Namun setelah bertanya pada seorang bapak yang ada disana, dia bilang benar disini tempatnya dan sebentar lagi juga ramai.

Tidak sampai 5 menit kemudian seorang perempuan datang ke pos masuk dan mulai menjual tiket. Kamipun menukar voucher kami dengan tiket masuk.

kiri: gending gamelan mengiringi Tari Barong




Asyiknya kalau datang duluan, seperti saat di Uluwatu, disini-pun kami dapat leluasa memilih tempat duduk.
Benar saja, ngga berapa lama kemudian segera saja tempat ini penuh oleh penonton. Dan setelah acara nge-Banten (sesajen) sebentar (foto kanan atas) kemudian dimulailah pertunjukan Tari Barong ini.

Sebenarnya nama tarian ini lengkapnya adalah Tari Barong dan Keris, namun kita lebih mengenal nama singkatnya saja.

Tari Barong menggambarkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.

Kebaikan diwakili oleh sang binatang purbakala bernama Barong, sementara kejahatan diwakili oleh Rangda.


kiri: aneka gaya penonton


Ceritanya berkisah tentang Dewi Kunti yang telah berjanji pada Rangda untuk menyerahkan anaknya yang bernama Sadewa sebagai korban. Dengan dirasuki roh jahat, dewi Kunti menjadi tega untuk mengorbankan anaknya tersebut meskipun sebenarnya ia tidak tega.

Ketika Sadewa telah diikat dimuka istana Rangda, turunlah Dewa Siwa memberikan keabadian kepada Sadewa, sehingga akhirnya setelah perkelahian dengan Rangda, Sadewa menang, sementara Rangda mendapat

sorga setelah dibunuh Sadewa karena telah memohon pengampunan terlebih dahulu.


Salah satu pengikut Rangda ingin diselamatkan juga namun ditolak oleh Sadewa. Akhirnya pengikut Rangda mengubah diri menjadi Rangda sementara Sadewa berubah bentuk menjadi Barong.

Karena sama saktinya akhirnya pertempuran antara kedua makhluk ini tidak ada yang menang dan kalah serta berlangsung abadi.

Terakhir munculah pengikut-pengikut Barong masing-masing dengan kerisnya bermaksud ingin menolong Barong membunuh Rangda, namun mereka semua tidak berhasil melumpuhkan kesaktian Rangda.


foto kiri & kanan:
Tariannya selesai disini, sementara aku tetap bingung kemana si Barongnya ya? But After all, tariannya tetap saja cantik untuk dilihat, namanya juga Tari Bali dan ditonton di pulau Bali...