our summer magazine 2013 by Slidely - Slideshow maker

Saturday, October 24, 2009

Bandung, the City with A Lot of Memories

Januari 1981

Aku pertama kali menginjakkan kaki ke Bandung, tepatnya turun di stasiun kereta api Bandung. Yup! kami sekeluarga pindahan kesini karena ayahku dipindah-tugaskan dari Surabaya. Walaupun awalnya bertugas di Surabaya, kami (Ibuku, aku dan adik perempuanku) ngga tinggal bareng di Surabaya. Kami bertiga hidup di Malang (dengan Opa-Omaku dari pihak Ibu), kota sejuk yang jaraknya hanya 1 jam dari Surabaya, sehingga ayahku terbiasa bolak-balik Surabaya-Malang beberapa hari sekali.
Jadi di Bandung inilah sebenarnya keluarga kami memulai hidup bersama yang mandiri.

Dengan mobil sedan model taksi 4848 warna hitam kami ber4 keluar dari stasiun kereta menuju daerah di timur Bandung, tepatnya ke Jl Salendro Timur. Barang2 sudah dikirim dengan truk besar sekitar 3 hari sebelumnya........

24 Oktober 2009


Aku, suami dan anak, serta adik perempuanku dan keluarganya di
tambah 2 tamu istimewa, tante2ku dari pihak ayah, tante Tilly dari LA dan tante Oke dari Tomohon, Sulawesi Utara, berangkat menuju Bandung sekitar jam 08.30.

Bulan lalu Omaku di Tomohon baru saja meninggal dunia. Selepas semua urusan dan acara beres, tante Oke mau mengantar tante Tilly pulang ke Amerika sekalian melepaskan ketegangan, maka singgahlah mereka ke Jakarta.
Di rest area km 39 kami menunggu mobil adikku untuk bergabung bersama. Sekalian isi perut di KFC dan take pict. Ngga lama kemudian perjalanan kembali dilanjutkan.
Baru kali ini tante2ku mencoba Jkt-Bdg lewat tol Cipularang. Tante Oke dulu lama tinggal di Bandung bersama aku sekeluarga waktu beliau menyelesaikan Masternya di ITB, sedangkan Tante Tilly lebih jadul lagi tinggal di Bandung saat ada tugas dari kantor sekitar akhir tahun 1970an.

Saat aku sekeluarga sudah pindah ke Jakarta sejak Januari 1990, tante Oke sering week-end ke Jkt naik KA Parahyangan. Tapi ngga lama, setelah itu beliau kembali ke Tomohon karena tugas memanggil.

Sampai di Bdg jam 11 kurang, cuaca agak mendung. Karena check-in hotel baru bisa jam 2an, maka kami putuskan mau lihat ITB dulu, lalu anakku mau nyobain naik kuda muterin jl Ganesha, ke dekat kebun binatang, 3 putaran ke dago dan balik lagi, Rp 50ribu. Panen'nya si mamang teh!! Ponakanku yang masih kecil mau naik kuda juga, akhirnya naik delman aja deh sama papanya..
Tapi ngga lama hujan rintik2 turun dan segera berubah menjadi guyuran hujan deras, buru-buru deh naik ke mobil semuanya.


Ini saat kita masuk ke dalam kampus ITB, turun di jurusan Kimia

dan masuk ke gedung pascasarjana, ngobrol2 sebentar dengan orang-orang jurusan sekalian foto2 disana.

Ke dua mobil kami menembus hujan deras lewat Jl Taman Sari menyusuri tepi kebun binatang lalu belok kanan, sampai lampu merah perempatan Dago atas belok kanan ke arah bawah lagi. Setelah melewati rumah sakit Boromeus belok kiri dan sampailah kami di tujuan berikutnya: makan siang di Toko You Jl Hasanudin.


Sekitar tahun 1985 Ibuku membuka rumah makan Cwie Mie Malang di daerah Salendro juga. Nah, setiap minggu kami selalu pergi ke Toko You ini untuk membeli mie bahan baku Cwie Mie-nya, sementara baksonya ke Jl Holis, pabrik bakso 'Panghegar'.

Toko You tahun 1985an masih berupa rumah peninggalan jaman Belanda dengan halamannya yang luas. Rumahnya sendiri berdiri di atas tanah yang agak tinggi dan mempunyai beranda yang berpagar kecil guna menjaga pengunjung ngga jatuh terjengkang ke halaman. Beberapa meja kursi diletakkan disitu untuk tempat kita makan.
Saat ini halaman yang luas itu sudah berubah menjadi tempat makan. Jenis makanannya pun sudah bertambah banyak. Tapi rasa yamien-nya tetap enak :)


ki: Saat makan malam di Saung Sunda jl Setiabudhi, setelah rumah mode. Tempatnya enak, makanannya juga enak, harganya lumayan. Ada tempat main anak di bawah.


Selesai makan siang sudah hampir jam 2, saatnya menuju hotel untuk menyimpan koper. Hujan sedah berhenti ketika kami keluar dari resto ini. Segera kami balik arah kembali ke Dago atas.

Hotel kami, Sheraton Bandung terletak di bagian ujung atas jl Ir H Juanda ini. Ini pertamakalinya kami menginap disini. Biasanya kami menginap di Santika yang tinggal jalan kaki ke BIP, atau di Cipaku yang punya kolam air panas.
Tadinya kupikir kami akan dapat melihat sebagian pemandangan gunung dan kota, namun ternyata dari dalam hotel ngga kelihatan apa2.
Saranku bagi yang ingin lihat pemandangan bagus, menginaplah di hotel GH Universal di Setiabudhi atas, arah ke Lembang, setelah rumah sosis masih naik lagi ke atas. Atau ke hotel Padma yang punya pemandangan lembah kecil dan bukit Ciumbuleuit.



ka: Pemandangan dari balkon kamarku




ki: pemandangan dari pintu kamar


Setelah beres menyimpan koper kami segera menuju ke daerah Bandung selatan, tempat terakhir kami tinggal di Bandung, ke Kopo Permai, mau lihat rumahku dulu :). Jalan kesana selalu macet berat dari jaman dulu, apalagi sekarang. Sambil jalan kami mengingat2 tempat-tempat biasa menunggu angkot kalau aku mau ke SMAN 2 yang letaknya nun jauh di utara, bareng sama tante Oke yang mau ke ITB. Keluar komplek lalu naik angkot Abd Muis-Soreang, sampai tempat Damri mangkal, ganti Bis jurusan Kopo-Dago. Aku turun di depan balai kota untuk lanjut dgn angkot ke Ledeng.

Lalu lewat alun2 Bandung yang sekarang semrawut banget. Jaman dulu mobil masih bisa lewat jl Dalem Kaum. Dulu pusat belanja ada disini. Kalau sekarang kan tersebar di mana2 ya. Sambil jalan pikiranku sering melompat kesana-sini. Ingat ke Robinson dengan ibuku, nemenin belanja di Otista, kulakan di Cibadak, kemana-mana naik Vespa berdua :), termasuk juga pergi ber4 naik Taft biru telor asin B 1335 XG yang disetir Ayahku tiap Sabtu ke kantor pos kirim surat buat Opa Oma di Malang, dan waktu keluar dari kantor pos mampir beli undian (hahaha, ngarep dot com) di tukang jual nomer undian langganan dekat situ. Gantian aku atau adikku yang pilih nomer, tapi sekian tahun ngga pernah dapat sekalipun juga:)

Ibuku meninggal dunia di tahun 1992 pada usia belum 44 tahun akibat kanker yang sudah menyebar kemana-mana :(, hanya 2 tahun setelah kami pindah dari Bandung. Saat itu adik bungsuku (akhirnya di Bdg ini aku punya 1 adik cowoq yang cakep n bandel, hehehe, yg beda 11 th denganku) belum genap 7 tahun usianya.

Puas bernostalgia, kami akhirnya balik ke Utara dan memutuskan makan malam di resto Saung Sunda di Setiabudhi. Setelah itu kembali ke hotel, ngobrol bentar di kamar tante2ku, lalu boboks di kamar masing-masing.


Besok paginya Kevin sempat berenang di air yg ..bbrrr.. dingin. Lalu kami pergi sarapan bersama. Selesai semuanya lalu kita check-out sekitar jam 9 pagi.

ka: sebelum pulang, di depan lobby Sheraton Bandung.



ki: Kevin memamerkan buku terakhir Harry Potter yang baru dibelinya sendiri di Gramedia. 6 buku lainnya sudah lama dia tamatkan.

Yang dituju berikutnya tidak lain dan bukan adalah Rumah Mode di Setiabudhi, serta Brownies Prima Rasa dan Molen Kartika Sari di Buah Batu, juga ngelewatin hotel Horizon yang jaman dulunya adalah tempat berenang langgananku. Dari rumah di Salendro cukup naik becak.

Setelah itu kami makan siang dulu di rumah makan Mie Naripan, sebelum akhirnya kembali ke Jakarta ^_^

Sunday, October 11, 2009

Taman safari 2009





Sering banget ada ide dadakan muncul. Biasanya hari Sabtu pagi, sambil sarapan dan baca koran kami bertiga ngobrol2 lalu memutuskan mau ngapain nih kita akhir minggu ini.

Seperti satu Sabtu di bulan Oktober ini, kami ingin pergi ke Taman Safari. Sudah lama kami tidak pergi kesana. Terakhir sekitar tahun 2003, waktu Kevin baru berusia 3 tahun. Wow.. did time actually fly that fast? Sekarang dia sudah 9 tahun :)

Jalanan menuju Puncak ngga terlalu macet, hanya padat di sekitar megamendung dan menjelang pertigaan Taman Safari, mulai pasar Cisarua.


Kami tidak langsung berbelok ke arah Taman Safari, melainkan terus dulu ke atas menuju restoran Melrimba untuk makan siang. Rupanya restoran ini sudah di renovasi. Terakhir makan disini kira2 awal 2005 dalam perjalanan ke kota bunga. Di resto ini dulu punya menu kangkung bumbu manado yang sedap sekali. Sayangnya setelah renovasi mereka ganti menu (dulu semacam foodcourt dg banyak penjual) sekarang dikoordinir 1 penjual saja. Hilanglah kangkung kegemaran kami tsb :(( Tapi pisang gorengnya enak sekali, mungkin karena panas2 dimakan dalam udara yang cukup dingin disertai hujan rintik2.

Di jalan masuk ke arah Taman Safari banyak terdapat pedagang wortel segar yang menawarkan dagangannya pada mobil2 yang menuju ke TSI. Kami berhenti di salah satu ibu yang duduk disamping setumpuk wortel yang tertata rapi. Cukup membayar Rp 10.000 aku dapat 1 kantong plastik besar!! Kalau sama si abang sayur dua ribu perak cuma diberi 5 buah..

Hari ini rupanya ngga terlalu banyak orang yang berniat pergi ke Taman Safari ya. Setelah membayar tiket masuk bertiga + mobil totalnya Rp 85.ooo ( mobil 10rb, dewasa masing2 25rb) di pintu masuk, mobil kami segera meluncur, putar2 mengelilingi TSI sambil beri makan hewan2 dengan wortel yang tadi kami beli.

Ki: di beberapa tempat terjadi banjir kecil, aku ngga tahu apakah disengaja oleh pengelola TSI untuk mencuci ban mobil pengunjung (hehehe) atau karena memang rusak infrastrukturnya.




Ka: rusa yang cantik...sini kusuapi......



Kegiatan paling asyik buatku adalah saat memberi makan hewan-hewan ini. Lucu aja saat memberi makan wortel pada mereka. Mereka ngerti lho, ngga akan menggigit tangan kita. Kalau kita ulurkan wortel, dengan perlahan mereka akan memiringkan kepalanya dan memasukkan wortel tsb ke mulutnya. Makanya kalau beri makan mereka jangan sambil dilempar ya.. kasihan. They won't bite at all!!!

Ada gajah kecil yang bisa memanggil aku untuk minta wortel. Karena mereka ngga bisa mendatangi mobil kami seperti rusa2 tsb, terpaksa wortel aku lempar masuk ke kandang mereka, ternyata si kecil minta lagi, karena yang aku lempar tadi diambil seniornya, ya udah, aku beri lagi..hap! dengan belalainya dia bisa menangkap lemparanku :)

Ada sejenis sapi hutan berbadan tinggi besar dengan satu tanduk kuat di tengah kepalanya, mirip-mirip tapir, mendatangi mobil kami untuk minta wortel. Ternyata wortelnya jatuh dari mulutnya sehingga dia perlu membungkuk untuk mengambil si wortel. Tepat pada saat itu si tanduk nan kokoh tsb dengan manisnya membaret sisi kanan mobil kami..ouucchh!! Mau maju ngga berani, takutnya tanduk itu akan meninggalkan baret yang lebih tajam. Ya udah, pasrah aja akhirnya. (untungnya setelah parkir di tempat makan suamiku memeriksa baret tsb dan ternyata tidak terlalu parah..)

Puas berkeliling, kami memarkir mobil di tempat parkir kendaraan lalu berjalan kaki untuk menonton aneka show yang terdapat di TSI, mulai dari anjing laut sampai dengan atraksi burung elang. Kevin sempat foto2 dengan anak singa, macan dan harimau, juga aneka burung disana.
Setelah puas, kira2 jam 4 sore kami kembali ke Jakarta.