Hari ke 3 kami di Lombok diisi dengan perjalanan ke 3G's, aka Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air (Gili= Pulau kecil). Bagi siapapun yang pesiar ke Lombok, adalah wajib hukumnya untuk menginjakkan kaki di pulau yang namanya tersohor ke mancanegara melebihi nama negaranya ini.
Dengan naik Lombok Taksi pagi-pagi kami berangkat dari hotel di Senggigi ke arah utara pulau, tepatnya ke pelabuhan Bangsal.
kiri: keramba mutiara di tepi pantai
kanan: teluk Nara, tempat berlabuhnya boat charteran
Pesisir barat laut pulau Lombok kami susuri dan sepanjang mata memandang ke arah kiri yang terlihat adalah hamparan birunya air laut dan pasir putih di tepiannya. Dari bukit Malimbu sudah terlihat 3G's di kejauhan..., aaaah indahnya!
Begitu taksi belok kiri kearah Bangsal, sang sopir berkata bahwa kami harus melanjutkan perjalanan ke arah pelabuhan dengan naik cidomo karena taksi hanya diperbolehkan masuk hingga di areal perparkiran yang sudah disediakan.
Jadi setelah membayar ongkos taksi sebesar Rp 90.000 kamipun melanjutkan perjalanan dengan cidomo yang ongkosnya Rp 15.000 (flat rate).
Sesampai di Bangsal, yang ternyata jaraknya kalau ditempuh dengan jalan kaki tidak akan sampai 10 menit, hal pertama yang kami lakukan adalah membeli tiket public boat seharga Rp 10.000/orang dengan tujuan Gili Trawangan.
Karena naik public boat maka setidaknya kami harus menunggu sampai ada sekitar 25 orang yang akan berangkat bersama-sama, waah :(
Kalau kebetulan pergi dengan waktu yang terbatas maka pilihannya adalah menyewa boat seharga Rp 350.000 pulang-pergi.
Setelah beres urusan tiket kamipun singgah di toko kecil dekat situ yang menjual snack dan minuman. Karena harga air minum di 3G's kabarnya muahal kamipun membeli 2 botol air putih merek Narmada, yang katanya diekspor sampai Australia, serta beberapa kantong biskuit dan snack. Semuanya dibungkus ke dalam 2 buah kantong plastik kresek ( ada yang bilang bahwa kantong plastik dilarang masuk ke dalam 3G's, namun ternyata dua yang kami bawa ini ngga di-ban- tuh, hehe)
kiri: berpose di depan kantor penjualan tiket di pelabuhan Bangsal
kanan: panorama 3G's dari pelabuhan Bangsal
Akhirnya kami dipanggil juga untuk naik ke boat-nya. Ya ampun, ternyata kapal yang tadinya dibilang akan diisi oleh 25-30 orang ternyata dimuati lebih dari 40 orang beserta bawaan masing-masing yang berjejalan di bagian belakang kapal, duh!
Harap maklum ya, namanya saja public boat, berarti ini kapal yang dipakai beramai-ramai antara wisatawan dan penduduk pulau.
Sebagian besar penumpang adalah penduduk Gili atau warga Lombok yang akan berdagang/kerja di Gili. Ada 2 balita di kapal kami. Yang satu duduk persis disebelahku, yang satunya lagi duduk dengan ibu dan neneknya di bagian belakang.
Ketika kapal sudah melaju kira-kira setengah perjalanan jauhnya, tiba-tiba arah angin berubah menantang kapal kami sehingga membuat ombak besar-besar yang menghantam haluan kapal. Dengan muatan yang sarat begini aku jadi khawatir, karena kuamati koq wajah-wajah penduduk aslinya pada tegang semua, berabe nih, mana baju mulai basah karena cipratan ombak yang kian banyak masuk ke dalam kapal...
Balita yang duduk di bagian belakang mulai muntah-muntah karena goncangan kapal yang keras dan mungkin juga memang masuk angin. Bau muntahnya terbawa angin sampai di bagian depan sini. Harap-harap cemas aku menoleh ke balita yang berada tepat disampingku, please dong kamu jangan ikutan muntah ya..... :) untung anaknya tidur lelap, ppfhhh..
kiri: ombak yang membesar di tengah perjalanan.
kanan: jalanan utama di Gili Trawangan, hanya boleh dilewati sepeda dan cidomo.
kiri: Welcome to Gili Trawangan
kanan: asyik mengabadikan birunya pantai Gili Trawangan
Setelah 45 menit yang menegangkan akhirnya kami selamat menjejakkan kaki di Gili Trawangan yang merupakan pulau terbesar dari gugusan 3G's ini.
Birunya pantai Trawangan sepadan dengan perjuangan kami menuju kesini. Serasa berada di belahan bumi yang lain, ngga heran banyak sekali turis mancanegara di pulau ini dan biasanya mereka tinggal lebih dari 2 minggu disana!
Gili terkecil adalah Gili Meno yang terletak ditengah kedua Gili lainnya. Di Gili Meno terdapat danau air tawar dan penangkaran penyu. Dari ke 3 Gili yang didiami penduduk asli hanya Gili Trawangan dan Gili Air. Sementara pusat keramaian turis adalah di Gili Trawangan. Terdapat rute fast-boat dari pulau Bali langsung ke Gili Trawangan seharga kurang lebih Rp 600.000. Mahal banget menurutku karena dengan harga Rp 200 ribuan kita sudah dapat tiket pesawat Mataram-Ngurah Rai sekali jalan.
kiri: eits, ada Yoga disini, hhmm :)
kanan: boat yang siap berangkat mengantar para diver ke dive site di sekitar 3G's
kiri bawah: Junk yang bisa di charter sampai ke pulau Komodo
Sembari istirahat dan membuat rencana apa yang akan dilakukan disini, kamipun singgah di COCO, sebuah resto kecil yang terletak di jalanan utama.
Aku memesan segelas pineapple juice sementara Kevin and my hubby memesan hot chocolate. Bayanganku jus nanasnya adalah jus kalengan yang enak, ternyata yang datang adalah hasil blender-an nanas segar yang dicampur banyak air dan gula, iiih ngga asik banget nih. Mendingan coklat panasnya yang standar dimana-mana :( Harganya apalagi, sampai terkaget-kaget aku sewaktu tiba saat membayar, bayangkan untuk 3 gelas tersebut kami di charge hampir Rp 80.000!! hah? hah?
kanan: menunggu naik ke glass bottom boat.
Semula kami ingin menyewa sepeda untuk mengelilingi pulau hingga ke Sunset Point di bagian barat Gili, namun mengingat pagi hari saja ombaknya sudah setinggi itu, maka akhirnya kami putuskan untuk ikutan snorkeling trip dengan glass bottom boat seharga Rp 75.000 seorang lengkap dengan mask dan fin, setelah itu langsung balik ke Lombok sebelum sore.
kiri: curaang nih, bule-bule dipisah dari turis domestik dan dapat boat yang lebih bagus :(
kanan: snorkeling di gradasi biru yang menawan
kiri bawah: mengamati pemandangan di bawah melalui kaca di dasar kapal
Kami dibawa mengelilingi pantai di sekitar 3G's, turun untuk snorkeling di 3 spot diantara Gili-gili tersebut, serta singgah makan siang di Gili Air.
Bagi yang kebetulan tidak dapat turun ber snorkeling di air tidak akan terlalu kecewa karena masih bisa melihat bagusnya terumbu dan koral serta ikan-ikan disana melalui kaca di dasar boat. Tapi memang lebih asyik lagi kalau sempat snorkeling.
Di tempat snorkeling pertama sempat terjadi insiden kecil dimana 2 peserta terserang panik ketika turun ke air sehingga kapal kami menjadi lumayan heboh karenanya. Padahal mereka berdua sudah memakai pelampung lho. Kuncinya hanya: jangan panik dan yakinlah tidak bakal tenggelam jika sudah menggunakan pelampung. Untungnya di perhentian selanjutnya aman-aman saja sehingga kami semua having fun.
kiri: Gili Air dari kejauhan
kanan: memanggil ikan dengan remahan roti
kiri bawah: turun menuju Tami's Cafe di Gili Air
kanan: Honeymoon Junk
Hampir jam 2 siang ketika kapal akhirnya berhenti di Gili Air untuk makan siang. Kami dibawa ke Tami's Cafe yang menyediakan menu barat maupun Lombok asli.
Menu yang kupilih tidak lain adalah ayam betutu (lagi) dan pelecing kangkung (lagi), mumpung kan..
Mungkin saja karena lapar atau bisa jadi rasa masakan mereka memang benar-benar enak, tapi yang jelas waktu menunggu datangnya pesanan lama sekali.
kanan atas: snorkeling di dekat Tami's Cafe
kanan: bungalow kecil yang terletak di belakang Tami's Cafe ini disewakan bagi turis
kiri & kanan bawah: meniti tali di samping Tami's
kiri bawah: Tami's Cafe
Setelah selesai makan siang sebenarnya masih ada 1 perhentian snorkeling lagi sebelum kembali ke Gili Trawangan. Namun karena takut pada angin dan ombak yang makin besar kamipun memutuskan untuk kembali ke Bangsal dengan naik public boat dari Gili Air sini.
Tiket dari Gili Air seharga Rp 8.000/orang lebih murah karena jaraknya pun lebih dekat ke pulau Lombok, hanya sekitar 20 menit :)
kanan: dapur Tami's Cafe yang bersih
Ternyata ada beberapa penumpang Glass Bottom Boat tadi memutuskan mengikuti kami kembali ke Bangsal, karena sama-sama ngeri dengan ombak.
kanan: update foursquare dulu ah, check-in at Tami's Cafe, Gili Air, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
kiri atas: teman-teman sesama peserta glass bottom boat yang pulang bareng di atas kapal yang miring karena penuhnya muatan
kiri: cidomo yang mengantar kami dari pelabuhan Bangsal ke area parkir taksi
Setiba di pelabuhan Bangsal kami kembali menyewa cidomo untuk menuju ke area taksi kembali. Jangan kuatir tidak mendapat taksi untuk kembali ke Senggigi atau Mataram karena cukup banyak taksi yang parkir disini. Hanya pastikan untuk kembali dari 3G's sebelum pukul 4 sore.
Sore ini kami habiskan dengan menonton sunset dari pantai hotel yang tidak kalah indahnya dengan Sunset Point di Gili Trawangan, yang menjadi tempat perhentian salah satu episode The Amazing Race Asia season 4 (kebetulan juga malam harinya kami menonton episode tersebut di kamar hotel sambil saling bercanda, "hey-hey, we were there..!!")
No comments:
Post a Comment