our summer magazine 2013 by Slidely - Slideshow maker

Sunday, May 8, 2011

Bosscha- Dutch's Footprints in Bandung


Foto Atas: Kubah utama (Kupel) yang berisi Teleskop Refraktor Ganda Zeiss ini dirancang oleh K.C.P. Wolf Schoemacer, salah satu arsitek Belanda ternama di Bandung yang juga merupakan guru dari mantan Presiden Soekarno. Bangunan ini telah lebih dari 85 tahun menjadi salah satu ikon Bandung Utara



Sabtu pertama di bulan Mei 2011 ini kami bertiga bergegas menuju Bandung pagi-pagi sekali. Diniatkan banget karena agenda kali ini lumayan padat.

kiri: ruang multimedia
kanan: jalan masuk yang sempit

Karena acara pertama adalah mengunjungi Observatorium Bosscha di Lembang, maka kami mengambil rute lewat Subang melewati Ciater dan Lembang kota. Setelah melewati pasar Lembang yang padat, terus ikuti jalan searah tersebut hingga tiba di pertigaan, ambil belokan yang ke kiri menuju Bandung.

kanan: Ruang Teleskop Surya, untuk mengamati berbagai hal tentang matahari, salah satunya adalah meneliti gerhana matahari


Belokan ke Bosscha tidak jelas terlihat dari arah Lembang ini ( belokan tersebut berada di sisi kiri jalan ). Sebaliknya, jika kamu datang dari arah Bandung maka belokan ke Bosscha berada di kanan jalan dan jelas terlihat, berupa gerbang berpagar besi, di belakang pangkalan ojek.

kiri: 10 Solar Facts di Ruang Surya

kanan: Patung badan Mr Karel Albert Rudolph Bosscha di Ruang Multimedia

Setelah melewati pagar besi dan berjalan sekitar 800 meter barulah kita tiba di tempat membeli tiket yang bersebelahan dengan toko cenderamata (sempat beli miniatur Kupel disini). Tiket masuknya hanya Rp 7.500 perorang. Kunjungan perorangan/pribadi hanya dapat dilakukan pada hari Sabtu, tanpa harus melakukan perjanjian terlebih dahulu. Jam kunjungannya dari pukul 09.00-14.00.

Main attraction di Bosscha tentu saja adalah Kubah Utama/Kupel yang berisikan Teleskop Zeiss. Selain dari itu kami juga melihat ruang Teleskop Surya, Teleskop Bamberg dan juga Teleskop Unitron, serta duduk di dalam Ruang Multimedia untuk sedikit mendapatkan ilmu Astronomi :D

Atas dan Kanan: Teleskop Zeiss dalam Kubah Utama
Kanan bawah : lantai ruang pengamatan dapat dinaik-turunkan dengan sistem rantai (seperti yang digunakan pada lift)

Oh ya, sebagian besar pemandu kami adalah mahasiswa Astronomi dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Sejak 1959 Bosscha memang berada dibawah ITB dan digunakan sebagai Pusat Penelitian dan Pendidikan Formal Astronomi di Indonesia.

Yang tidak kalah terkenal dan bersejarah selain Kubah Utama adalah Tugu Bosscha yang terletak di depan Teleskop Bamberg.
Bertanda 1923 yang merupakan peringatan tahun dibangunnya Observatorium ini.

Kanan: turis Malaysia yang asyik berfoto di Tugu


Sejak tahun 2004 Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah dan sejak 2008 juga ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional Yang Harus Diamankan

Sayangnya, dengan pesatnya perkembangan pemukiman di Bandung Utara menyebabkan kegiatan pengamatan menjadi terganggu. Karena semakin banyak cahaya lampu yang dibiaskan oleh pemukiman menyebabkan cahaya bintang yang redup menjadi semakin kalah terang dan makin sulit untuk diamati :(

Dari Bosscha kami turun ke Bandung, setelah melewati Jl Setiabudi dan masuk ke Jl Sukajadi, tepatnya setelah melewati Mal Paris Van Java kami memasuki satu toko yang menjual perlengkapan baju untuk musim dingin.
Kiri: batagor depan Twig

Nama tokonya adalah Twig House. Pemiliknya, Tante Vera, sangat komunikatif dan membantu kami dalam memilih jaket musim dingin yang akan kami kenakan bulan Juli nanti ke Aussie :D Thanks a bunch ya Tan..
kanan: dari topi sampai kaus kaki :p

Setelah selesai acara belanja di Twig kami mampir di Mal PVJ. Baru kali ini aku singgah disini, soalnya tiap ke Bandung pengen mampir tapi lihat antrian parkirnya sudah bikin pusing duluan.

Sebelum pulang kami sempat mampir untuk makan di BMC, itu lho yang jual yoghurt dan es krim enak ituuu. Menu nasi timbel dan nasi liwet kastrolnya enak. Nasi Kastrol ini agak mirip Bibimbap dari Korea dalam cara penyajiannya, yaitu harus terus diaduk supaya tidak berkerak bagian bawahnya.

Selesai makan kami mampir lagi di toko pastries Prima Rasa yang di Pasirkaliki dan sempat juga belok di satu FO yang belum lama buka, namanya Bali Heaven. Nothing special here selain dari sedikit rasa Bali di Bandung, paling ngga ya belanja baju diiringi gending Bali :D


dfdf

No comments:

Post a Comment